Ada Anak Bermain Sepeda Saat Senja Pulang Dengan Senang

Pengawasan Orangtua Saat Anak Bermain Game Online

Seperti banyak aspek dalam membesarkan anak, pendekatan yang paling sehat saat anak bermain game online adalah moderasi. Untuk anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 18 tahun, para ahli merekomendasikan agar orang tua membatasi waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media apa pun. Ini termasuk bermain video game di konsol, tablet, maupun smartphone.

Menggunakan media tidak boleh mengganggu waktu tidur atau membuat anak jadi jarang bergerak. Jadi, pertimbangkan untuk menetapkan batasan agar game online tidak mengganggu pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah tangga, dan aktivitas fisik yang dibutuhkan anak setiap hari.

Selain itu, pengawasan orangtua saat anak bermain game online juga bisa dilakukan dengan turut serat bermain game tersebut dengan anak. Ini adalah langkah nyata untuk melindungi dan membimbing anak dengan lebih baik di media online. Banyak orang tua prihatin dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka saat bermain game online, tetapi tidak semua tahu persis apa yang mereka lakukan saat bermain game. Untuk mengajarkan perilaku yang benar, orangtua perlu mengetahui apa arti game online, dan ini mungkin memerlukan partisipasi mereka di dunia tersebut.

Tidak seperti aplikasi yang dimainkan di perangkat seluler, game online juga melibatkan banyak interaksi dengan pemain lain. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan kerja tim dan pemecahan masalah, karena banyak permainan menawarkan tantangan yang hanya dapat ditaklukkan melalui bantuan orang lain.

Terlebih menurut sebuah penelitian yang dikutip dari Internet Matters, 55 persen orangtua khawatir tentang orang asing di internet, dan lebih dari sepertiga tidak yakin dengan siapa anak-anak mereka bermain online. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka rasanya perlu bagi orangtua untuk bermain game online dengan anak-anak mereka alih-alih hanya mencari-cari di Google.

Mendalami dunia game dapat memberi orangtua pandangan yang lebih berbeda tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka di internet. Orangtua yang secara teratur terlibat dengan aktivitas online anak-anak mereka cenderung mengetahui cara membimbing anak-anak mereka melalui masalah yang dihadapi saat online.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Pergoki Anak Melihat Konten Dewasa

Kreativitas dan imajinasinya tinggi

Anak-anak yang secara aktif bermain setiap hari memang biasanya memiliki daya imajinasi yang tinggi. Pada usia anak memang biasanya imajinasi tersebut akan terus terlatih seiring berjalannya waktu, sehingga anak pun dapat menggunakan imajinasinya secara bebas dan mengeksplor banyak hal yang ada di sekitar.

Sama halnya apabila anak tampak lebih senang bermain sendiri karena biasanya kreativitas dan daya imajinasi yang dimilikinya juga akan lebih bebas. Anak jadi tidak mudah terdistraksi saat bermain sendiri, sehingga hal ini membawa dampak yang sangat bagus dalam merangsang perkembangan kognitif dan emosional yang dimilikinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tablet Termurah untuk Belajar dan Bermain Anak

Memiliki kemandirian dan kontrol pribadi

Gaya bermain yang dilakukan setiap anak mungkin akan berbeda-beda, sehingga hal ini akan sedikit banyak menentukan cara anak dalam berinteraksi dan berperilaku sehari-hari. Sama halnya apabila orangtua menyadari bahwa anak-anaknya ternyata lebih senang bermain sendiri, sehingga hal ini menjadi penanda dari kemandirian yang dimilikinya.

Bermain sendiri memang akan memberi anak-anak kesempatan untuk mengendalikan situasi secara penuh. Selain itu, anak juga bisa lebih mandiri dalam menentukan permainan, aturan, tempo, hingga kontrol pribadi yang dimiliki dalam bermain. Hal inilah yang secara otomatis akan meningkatkan kemandirian dan kontrol anak terhadap dirinya sendiri.

Rasa hormat dan rasa malu

Dilansir dari History of Yesterday Bagi para pilot Kamikaze yang terpaksa pulang ke kampung halaman mereka di Jepang, terbagi menjadi dua kategori: mereka yang gagal akibat kesalahan teknis-mekanis pada proses penyerangan, dan yang kedua adalah mereka yang dihinggapi rasa takut berlebih dengan memutuskan tak menjalankan Kamikaze.

Hukuman terhadap mereka yang gagal ber-Kamikaze akibat faktor psikologis, atau sama sekali tak dapat membuktikan adanya kegagalan teknis-mekanis saat itu tak langsung dieksekusi dan menerima sanksi hukuman fisik atau mental dari petinggi militer Jepang. Namun hukuman ini tak terlalu berat karena para pilot tersebut masih harus menjalani misi yang sama di hari esok nanti berikutnya.

Eksekusi terberat disertai pandangan sebagai seorang pengecut akan terjadi apabila pada saat ke-9 kalinya misi Kamikaze gagal dan sang pilot kembali pulang dalam keadaan bernyawa.

Salah satu cara untuk mengatasi faktor mental yang berakibat gagalnya para pilot Kamikaze menyelesaikan tugas mereka adalah dengan memberi ‘cairan keberanian’ yang diracik khusus oleh para petinggi militer Jepang yang dibantu ahli kimia. Cara itu menjadi cara terakhir diluar cara normal pada umumnya seperti menyertakan para pilot Kamikaze untuk dipaksa terbang bersama dalam kesatuan skuadron, yang dimana adalah teman-teman yang saling mengenal.

Ada satu kutipan yang menjadi acuan para pilot Kamikaze yang dilansir dari Kamikaze pilot manual:

Ketika kamu membuang pemikiran tentang hidup dan mati, maka kamu akan mengabaikan sepenuhnya kehidupan duniawi. Sehingga akan memungkinkan kamu untuk mempusatkan perhatian dengan tekad tak tergoyahkan untuk membasmi musuh, sementara itu hal tersebut akan memperkuat keunggulanmu dalam keterampilan terbang.

​Belajar Menyeimbangkan Tubuh

Bersepeda dapat meningkatkan kesetabilan anak saat di atas sepeda

Manfaat bermain sepeda anak yang pertama adalah melatih keseimbangan tubuh. Belajar mengendarai sepeda membutuhkan kesembangan tubuh agar tidak terjatuh. Pada awalnya, anak pasti akan merasa kesulitan untuk belajar menyeimbangkan tubuh mereka.

Tapi jika dilakukan secara terus menerus, anak Anda akan mulai terbiasa melakukannya. Menjaga keseimbangan penting untuk anak kuasai, agar mereka tidak mudah terjatuh saat berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan berbagai aktivitas lainnya.

​Belajar Melatih Konsentrasi

Dengan bersepeda anak menjadi fokus dan tetap berkonsentrasi agar ia tidak terjatuh

Ketika anak Anda aktif bersepeda, selain belajar menyeimbangkan tubuh. Secara tidak langsung si kecil sedang belajar melatih konsentrasi. Karena bermain sepeda mengharuskan si kecil untuk selalu menjaga fokus dan tetap berkonsentrasi agar ia tidak jatuh.

Ketika ia bermain sepeda, ia juga harus belajar menghindari segala hal yang menghalangi ketika bersepeda, baik itu tembok dan lainnya sehingga harus segera berbalik atau berhenti. Hal ini yang membuat konsentrasinya terus dilatih sambil bermain.

Sering tidak cocok dengan teman sebaya

Interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap orang memang pada dasarnya sudah dimulai sejak kecil, bahkan pada saat masih anak-anak sekali pun. Hal inilah yang tentu saja akan menentukan cara anak dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan termasuk dengan teman sebayanya sendiri.

Jika orangtua melihat bahwa anak-anaknya lebih senang bermain sendiri, maka bisa jadi memang anaknya tidak cocok dengan teman-teman sebayanya. Mungkin orangtua perlu mengevaluasi karakter anak atau pun teman-teman anak agar bisa mengetahui penyebab dari kebiasaan bermain sendirian yang dilakukan anak.

Memahami alasan-alasan di atas akan membantu orangtua dalam menghargai pilihan anak senang bermain sendiri. Meski begitu, orangtua juga bisa mulai memperkenalkan anak dengan dunia sosial sedikit demi sedikit agar tak benar-benar mengisolasi dirinya. Jadilah sosok terdekat yang dapat memahami perasaan anak!

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Anak Bermain di Rumah, Jangan Lalai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Ada banyak ragam aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan si kecil, terutama untuk perkembangan tumbuh kembangnya. Salah satu bentuk kegiatan adalah dengan mengajak si kecil bermain sepeda, selain menyenangkan aktivitas bersepeda juga memiliki banyak manfaat.

Beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh anak adalah sebagai berikut:

​6. Melatih Kemampuan Motorik Anak

Bermain sepeda mempercepat datangnya informasi visual pada anak sehingga motorik anak akan meningkat

Keterampilan motorik anak bisa diasah dengan cara bermain sepeda. Contohnya ketika anak mengendarai sepeda secara inheren, maka keterampilan visual anak akan meningkat. Karena mengendarai sepeda akan mempercepat datangnya informasi visual pada anak daripada saat mereka berjalan atau diam saja.

Selain itu, mengendarai sepeda juga bisa menumbuhkan mental anak. Namun, anak membutuhkan fokus untuk bisa menguasainya.

Memahami keterampilan mengendarai sepeda juga membutuhkan tekad yang kuat untuk melaksanakannya hingga akhir. Namun, ketika anak Anda berhasil melakukannya, tentu saja hal tersebut sepadan dengan usaha yang telah dilakukannya.

Anak-anak berada pada usia yang sangat gemar bermain dengan berbagai objek atau pun bersama orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal inilah yang membuat anak jadi memiliki daya imajinasi yang tinggi, serta memiliki kepribadian yang cenderung aktif dalam berativitas sehari-hari.

Mungkin tidak semua anak cocok untuk bermain dengan orang-orang yang ada di sekitar, sebab merasa risih atau pun tidak nyaman dan lebih memilih untuk bermain sendiri saja. Sebetulnya anak senang bermain sendiri bisa diakibatkan karena beberapa alasan berikut ini, sehingga orangtua mungkin perlu mengetahuinya.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri

“Bukan hal yang mudah untuk mengendarai sepeda tanpa pedal. Butuh keyakinan dan keberanian untuk menjalankan alat bermain yang satu ini,” jelas dr. Seruni.

Karenanya, bermain sepeda tanpa pedal juga bisa meningkatkan rasa percaya diri pada anak ketika dirinya sudah bisa menjalankan sepeda tanpa pedal tersebut.

“Tidak hanya meningkatkan kepercayaan dirinya, bermain sepeda pedal juga bisa mengendalikan rasa takut. Tapi, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti terjatuh, kamu tetap perlu mendampingi anak serta memakaikan peralatan keselamatan yang lengkap seperti helm, pelindung tangan dan kaki,” tambahnya.

Artikel lainnya: Waktu Terbaik untuk Mengenalkan Olahraga pada Anak

Itulah beberapa manfaat bermain sepeda tanpa pedal bagi anak. Agar semua manfaat tersebut bisa diserap oleh anak dengan baik, tetap dampingi anak meski mereka sudah mahir dan lancar dalam bermain sepeda tanpa pedal.

Nah, jika Mama dan Papa punya pertanyaan seputar tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter spesialis anak melalui fitur Tanya Dokter atau Temu Dokter di Klikdokter, ya! Unduh aplikasinya sekarang supaya bisa #JagaSehatmu dan keluargamu!

Halodoc, Jakarta – Melihat anak yang lebih besar bermain sepeda, Si Kecil jadi tertarik dan ingin ikut bermain? Sepeda memang merupakan salah satu mainan yang bukan cuma menarik, tapi juga bisa memberi banyak manfaat untuk anak, lho. Tapi sebelum membelikannya sepeda, ketahui dulu kapan saat yang tepat untuk mengajarkan anak bermain sepeda.

Selain mengasyikan, mengayuh sepeda roda juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak, sama halnya seperti berlari-lari, berenang, atau bermain bola. Ada beragam kemampuan anak yang bisa ditingkatkan melalui bersepeda, mulai dari melatih keseimbangan, kemampuan berkonsentrasi, kemampuan motorik dan sensor motoriknya pun akan terstimulasi.

Namun, mengajarkan Si Kecil naik sepeda memang perlu dilakukan secara bertahap. Ibu bisa mulai memperkenalkan sepeda roda empat saat anak berusia satu tahun. Ketika Si Kecil sudah berusia 2-3 tahun, barulah ibu bisa coba mengajarkannya mengayuh sepeda dengan perlahan-lahan. Di usia 4-5 tahun, Si Kecil sudah mempunyai koordinasi anggota gerak, keseimbangan tubuh, dan kekuatan kaki yang cukup baik, sehingga ibu bisa mengurangi satu roda bantuan pada sepeda dan melatihnya secara rutin agar Si Kecil semakin mahir bersepeda.  Ini tips-tipsnya mengajarkan anak bersepeda:

1. Buat Anak Tertarik Bermain Sepeda

Bila Si Kecil belum tertarik bermain sepeda, ibu bisa pancing ketertarikannya dengan mengajak anak bersepeda bersama dengan menggunakan kursi khusus yang bisa dipasang di depan. Ibu juga bisa mengajak Si Kecil melihat kakak dan teman-teman lainnya yang sedang bersepeda di taman. Bila Si Kecil sudah tertarik bermain sepeda, maka ibu akan lebih mudah mengajarkannya, karena ia akan dengan sendirinya mau belajar bersepeda.

2. Pilih Jenis Sepeda yang Sesuai

Kini, ibu bisa menemukan beragam sepeda untuk anak yang dijual di pasaran. Bahkan produsen sepeda berlomba-lomba merancang sepeda yang “ramah” anak, sehingga aman untuk dikendarai. Jadi, pilihlah sepeda yang berkualitas, sehingga ibu dapat dengan mudah mengajarkan anak bersepeda tanpa perlu khawatir anak cedera. Berikut jenis sepeda sesuai dengan usia anak:

Biasanya jenis sepeda ini adalah yang pertama kalinya dikenalkan kepada anak. Ibu bisa memberi sepeda roda empat bila Si Kecil sudah berusia dua tahun. Ia bisa mulai belajar mengayuh sepeda dan merasakan enaknya bermain sepeda.

Seiring usia anak yang bertambah, kemampuan fisiknya pun akan semakin mantap. Oleh karena itu, ibu bisa mulai mengurangi roda bantuan pada sepeda, menjadi hanya tiga roda saja ketika Si Kecil berusia 3 tahun. Dengan demikian, Si Kecil juga bisa mulai belajar menyeimbangkan sepeda saat ia bersepeda lurus ke depan, ke kanan, dan ke kiri.

Tanda-tanda anak sudah siap mengayuh sepeda roda dua antara lain, sudah bisa membelokkan sepeda dengan baik, bisa mengerem tepat waktu, dan bisa mengarahkan sepeda dengan stabil ke arah depan. Sebaiknya anak baru dibiarkan mengendarai sepeda roda dua saat usianya 5-6 tahun. Tapi perlu ibu ketahui, tidak semua anak memiliki kemampuan fisik yang sama dan siap mengendarai sepeda roda dua. Jadi, sesuaikanlah dengan kondisi anak.

3. Awasi dari Belakang

Walaupun sepeda roda empat dan tiga aman untuk dikendarai dan tidak akan menyebabkan anak terjatuh, ibu tetap perlu mengawasi anak saat ia bermain sepeda. Apalagi saat mengajarkan anak mengendarai sepeda roda dua. Berikut langkah-langkahnya:

4. Beri Anak Pujian dan Motivasi

Sama seperti mengajari anak hal-hal lainnya, memberi kata-kata motivasi dan pujian juga diperlukan saat ibu melatih anak bermain sepeda. Ketika anak terjatuh misalnya, berilah kata-kata penyemangat agar ia tidak putus asa dan mau mencoba lagi. Dengan memberi kata-kata positif, anak tidak akan mudah menyerah dan bersemangat untuk terus mencoba sampai ia lancar bersepeda.

Mengajarkan anak bersepeda juga bisa menjadi kegiatan untuk mempererat hubungan orangtua dan anak, lho (Baca juga: Trik Manfaatkan Weekend untuk Me Time Bersama Si Kecil). Bila Si Kecil terluka saat sedang belajar bersepeda, enggak perlu panik. Ibu bisa beli produk kesehatan yang diperlukan lewat aplikasi Halodoc. Enggak perlu repot-repot, tinggal order saja lewat fitur Apotik Antar dan pesanan akan diantar dalam waktu satu jam.  Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

JAKARTA — Istilah Kamikaze adalah sebuah taktik penyerangan lewat pesawat udara yang mengangkut bom berdaya ledak tinggi. Dengan mengorbankan nyawa sesosok manusia yang rela mati bersamaan pesawat tersebut ditabrakan ke target sasaran.

Para pilot dipersiapkan matang secara one way ticket, artinya hanya ada satu-satunya jalan pulang menuju kematian sebagai pilot Kamikaze, dan tak ada lagi jalan pulang ke kampung halaman mereka di Jepang.

Serangan Kamikaze menjadi krusial bagi pihak Jepang yang saat itu sangat kewalahan menghadapi kedigdayaan pihak Amerika Serikat dengan perlengkapan yang modern dan canggih. Lebih penting lagi, serangan Kamikaze jauh lebih akurat ketimbang pengeboman yang memungkinkan serdadu Angkata Udara Jepang menargetkan titik-titik lemah kapal Amerika.

Taktik yang dilakukan oleh para serdadu negeri matahari terbit ini menjadi jalan satu-satunya bagi Jepang untuk menggembosi dan melumpuhkan kapal-kapal induk tentara Amerika Serikat di kawasan laut Pasifik. Belum lagi bagaimana ketatnya penjagaan pesawat-pesawat tempur yang melindungi kapal induk mereka disertai fasilitas canggih dengan senjata anti-udara terdapat di kapal induk.

Namun apa yang terjadi bila eksekusi para pilot Kamikaze itu gagal? entah terkendala faktor teknis ataupun rasa takut menghantui mendominasi hingga mengurungkan niat ber-Kamikaze?

Sejak turun temurun sebuah nilai kehormatan adalah hal yang sangat sakral bagi rakyat Jepang. Mereka yang telah sukses sebagai pilot Kamikaze namanya dikenang sebagai sosok yang nasionalis dan terpandang bagi kalangan rakyat Jepang. Bahwa mereka adalah prajurit yang penuh kehormatan disertai rasa ketidakegoisan. Efek psikis dari pilot-pilot Kamikaze sangat berpengaruh pada keberanian para serdadu Jepang di sektor penyerangan.

Menjadi pilot Kamikaze di mata masyarakat Jepang adalah pertunjukkan kesetiaan pada level tertinggi terhadap kaisar. Para pilot menerima jatah yang lebih baik selama pelatihan sebelum keberangkatan ‘menuju kematian’. Rasa nasionalis yang memicu keberanian mereka untuk menyerahkan hidup bersamaan bom yang meledak nanti, menjadikan rasa takut akan kegagalan justru menjadi momok yang tak diinginkan oleh para pilot.